Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pages

Friday, May 3, 2013

Proses Simbiosis dan Peran Fungsionalnya Antara Zooxanthellae Dengan Karang

Polip karang yang ditempati oleh ZooxhanthellaeZooxanthellae merupakan algae yang bersimbiosis dengan hewan karang sekaligus memberi warna pada karang sehingga tampak bewarna. Sejak berabad-abad lalu dan bahkan hingga saat ini, karang (Scleractinia) dianggap sebagai batu atau tumbuhan walaupun sesungguhnya mereka merupakan hewan. Karang itu sendiri merupakan salah satu kelompok Coelenterata berbentuk polyp yaitu semacam bentuk tabung dengan mulut di bagian atas yang dikelilingi oleh tentakel.

Instrument CTD (Conductivity, Temperature, and Depth)

CTD singkatan dari Conductivity, Temperature, and Depth - adalah alat utama untuk menentukan sifat fisik penting dari air laut antara lain Konduktivitas, Temperatur (suhu), dan Kedalaman laut. Alat ini memeberikan gambaran yang tepat dan komprehensif dari distribusi dan variasi suhu air, salinitas, dan densitas yang membantu kita untuk memahami bagaimana pengaruh lautan terhadap kehidupan di dalamnya

Tuesday, April 30, 2013

Penyu (Sebuah Pengantar)


Penyu merupakan reptil yang hidup di laut serta mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh di sepanjang kawasan Samudera Hindia, Samudra Pasifik dan Asia Tenggara. Keberadaannya telah lama terancam, baik dari alam maupun kegiatan manusia yang membahayakan populasinya secara langsung maupun tidak langsung. 
Dari tujuh jenis penyu di dunia, tercatat  enam jenis penyu yang hidup di perairan Indonesia yaitu penyu hijau (Chelonia mydas), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), penyu pipih (Natator depressus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), serta penyu tempayan (Caretta caretta). Jumlah ini sebenarnya masih menjadi perdebatan karena Nuitja (1992) menyebutkan hanya lima jenis yang ditemukan, dimana Caretta caretta dinyatakan tidak ada. Namun demikian, beberapa peneliti mengungkapkan bahwa Caretta caretta memiliki daerah jelajah yang meliputi Indonesia (Limpus et al. 1992, Charuchinda et al. 2002).

Saturday, April 27, 2013

Laporan Praktikum Biologi Perikanan Hubungan Panjang Berat Ikan Tongkol

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perairan laut Indonesia mempunyai sumberdaya hayati dengan potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan. Sumberdaya hayati laut terutama yang berupa ikan merupakan sumber pangan utama kedua setelah pertanian di darat. Pieris (1988) menyatakan bahwa ikan merupakan salah satu hasil laut utama dan selama ini menjadi sumber protein penting bagi rakyat. Dibandingkan dengan daging dan susu, ikan merupkan sumber protein yang lebih baik untuk kesehatan (kadar kolesterol rendah) selain relatif murah harganya.
Setiap usaha pemanfaatan sumberdaya perikanan perlu memperhatikan kelangsungan sumberdaya, stok dan populasi ikan. Kajian tentang biologi perikanan baik tentang potensi reproduksi, karakteristik panjang berat, kebiasaan makanan dan habitat yang bersangkutan. Dwiponggo (1978) menyatakan bahwa dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan harus didasarkan pada prinsip pengusahaan secara rasional dengan tetap menjaga kelestarian sumberdaya dan lingkungan.

Friday, March 15, 2013

Teknik Isolasi Senyawa Kimia (Metabolit Sekunder)


Senyawa bahan alam umumnya berasal dari sumber alami dan yang paling melimpah adalah dari tumbuhan-tumbuhan. Senyawa tesebut terbentuk melalui proses pengubahan metabolit primer menjadi metabolit sekunder. Untuk kepentingan perobatan, pestisida atau yang lainnya, maka senyawa tersebut harus diisolasi dan ditentukan strukturnya. Untuk sampai ketahap elusidasi struktur para kimiawan organik bahan alam tidak terlepas dari bagaimana cara ekstraksi dan isolasi. Keberhasilan isolasi suatu senyawa juga tidak dapat terlepas dari perkembangan teknik isolasi. Berbagai cara tentang teknik isolasi saat ini sudah dikembangkan, meliputi:

Pengelolaan Pesisir – Indonesia Terapkan Konsep Sato Umi


Indonesia akan menerapkan konsep Sato Umi dari Jepang untuk mengelola sumber daya perikanan, pesisir, dan kelautan berkelanjutan.
Itu terungkap pada International Workshop on Sato Umi Gempita SPL-Gapura bertema “Konsep dan Model Baru Pengelolaan Sumber Daya Perikanan, Pesisir, dan Kelautan Secara Berkelanjutan”, yang diadakan Badan

Sunday, January 6, 2013

Distribusi Sedimen Laut

Sedimen yang masuk ke dalam laut dapat terdistribusi pada :
  1. Daerah perairan dangkal, seperti endapan yang terjadi pada paparan benua (Continental Shelf) dan lereng benua (Continental Slope). Dijelaskan oleh Hutabarat (1985) dan Bhatt (1978) bahwa ‘Continental Shelf’ adalah suatu daerah yang mempunyai lereng landai kurang lebih 0,4o dan berbatasan langsung dengan daerah daratan, lebar dari pantai 50 – 70 km, kedalaman maksimum dari lautan yang ada di atasnya di antara 100 – 200 meter. ‘Continental Slope’ adalah daerah yang mempunyai lereng lebih terjal dari continental shelf, kemiringannya anatara 3 – 6 o. 

Transpor Senyawa Kimia di Dalam Sedimen Laut

Sedimentasi merupakan masuknya muatan sedimen ke dalam suatu lingkungan perairan tertentu melalui media air dan diendapkan di dalam lingkungan tersebut. Sedimentasi yang terjadi di lingkungan pantai menjadi persoalan bila terjadi di lokasi-lokasi yang terdapat aktifitas manusia yang membutuhkan kondisi perairan yang dalam seperti pelabuhan, dan alur-alur pelayaran, atau yang membutuhkan kondisi perairan yang jernih seperti tempat wisata, ekosistem terumbu karang atau padang lamun.