Silikon (Latin: silicium) adalah merupakan
unsur kimia dalam jadwal berkala yang mempunyai simbol Si dan nomor atom 14.
Silikon adalah sejenis metaloid tetravalen yang kurang reaktif dibandingkan
dengan analog kimianya, karbon. Ia merupakan unsur kedua paling berlimpah di
dalam kerak Bumi, yaitu mencapai hampir 25.7%. Silikon di dalam tanah liat, feldspar,
granit, kuartza dan pasir, kebanyakannya dalam bentuk silikon dioksida (juga
dikenali sebagai silika) dan dalam bentuk silikat, Silikon adalah merupakan
bagian utama di dalam kebanyakan peranti semikonduktor, dan sekiranya dalam
bentuk silika dan silikat, dalam kaca, semen, keramik. Ia juga merupakan bagian
dalam silikon, nama yang diberikan kepada berbagai jenis bahan plastik yang
sering disebut sebagai silikon.
Silikon digunakan secara meluas dalam semikonduktor karena ia mempunyai arus bocoran balikan yang lebih rendah daripada semikonduktor germanium, dan juga karena oksida aslinya mudah dihasilkan di dalam relau dan membentuk antara muka semikonduktor/dielektrik yang lebih baik berbanding dengan hampir semua jenis gabungan bahan.
Silikon digunakan secara meluas dalam semikonduktor karena ia mempunyai arus bocoran balikan yang lebih rendah daripada semikonduktor germanium, dan juga karena oksida aslinya mudah dihasilkan di dalam relau dan membentuk antara muka semikonduktor/dielektrik yang lebih baik berbanding dengan hampir semua jenis gabungan bahan.
Sifat-sifat utama silikon
Dalam
bentuk aslinya, silikon berwarna kelabu gelap dengan kilauan logam. Walaupun ia
secara bandingannya agak lemah, silikon masih dapat bertindak balas dengan
halogen dan alkali cair, tetapi kebanyakan asid (kecuali gabungan asid nitrik
dan asid hidrofluorik) tidak mempengaruhinya. Keunsuran Silikon menghantar
hampir 95% panjang gelombang cahaya inframerah. Silikon murni mempunyai suhu
yang negatif, karena bilangan cas bebas meningkat dengan suhu.
Penggunaan silikon.
Penggunaan
Silikon adalah merupakan unsur yang sangat berguna dan juga adalah amat penting
dalam bidang perusahaan. Selain itu silikon juga berguna dalam :
• Bahan bangunan :
Silikon dioksida atau silika dalam bentuk pasir dan tanah liat adalah merupakan
ramuan penting dalam konkrit dan batu-bata dan juga dalam penghasilan semen
Portland.
• Tembikar/Enamel
- Ia adalah sejenis bahan refraktori yang digunakan dalam pembuatan bahan
bersuhu tinggi dan silikatnya digunakan dalam penghasilan enamel dan tembikar.
• Kaca - Silika
daripada pasir adalah merupakan bagian utama dalam kaca. Kaca bisa dihasilkan
menjadi beraneka jenis bentuk yang menarik dan berbagai jenis sifat fisika.
Silika digunakan sebagai bahan asas dalam pembuatan kaca tingkap, bekas,
penebat, dan barang-baranga berguna yang lain.
• Pelelas -
Silikon karbida adalah antara bahan las yang terpenting.
Selain itu
silikon juga merupakan bahan dalam pembuatan obat-obatan dan juga pembuatan
kulit buatan
Siilikon di
perairan laut
Silikon
(Si) merupakan salah satu unsur yang terdapat ada kerak bumi secara berlimpah.
Di alam silikon tidak ditemukan dalam bentuk elemen bebas, melainkan berikatan
dengan oksigen dan elemen lain. Silikon banyak ditemukan dalam bentuk silika
(SiO2).Silika bersifat tidak larut dalam air maupun asam dan biasanya berada
dalam bentuk koloid. Unsur silikon termasuk kelompok metaloid. Silikat dalam
perairan laut berasal dari pelapukan batuan kerak bumi (land derived material), Silika terdapat pada hampir semua batuan
dan mudah mengalami pelapukan. Sumber alami silika adalah mineral kuarsa dan
feldspar, selain bersumber dari aktivitas hidrotermal. Elemen silikat yang
diendapkan dalam sedimen dalam jumlah yang cukup besar. Tabel 1. Menunjukkan
kesetimbangan silikat dalam perairan
laut melalui mekanisme input dan output.
Tabel 1. Kesetimbangan biogeokimia
silikat dalam perairan laut
Input
(x 1014 gSiO2/tahun)
|
Output
(x 1014 gSiO2/tahun)
|
||
Proses
|
Jumlah
|
Proses
|
Jumlah
|
1. Masukan dari sungai
2. Pelapukan
3. Aktivitas hidrotermal
|
4,3
0,9
5,7
|
1. Endapan mineral dan residu organisme
dalam sedimen
2. Adsorpsi oleh partikel tersuspensi
sungai (river particulate mattert)
|
10,4
0,4
|
Total
|
10,9
|
Total
|
10,8
|
Batuan
kerak bumi (earth crust basalt, granite,
shale) mengandung silikat sebesar 23,0 -28,2 x 104 mg/kg, dan
hasil pelapukannya ditranspor terutama melalui sistem sungai. kadar dalam
sungai 0,5-0,6 mg/l (dengan rata-rata 13 mg/l) dan di perairan estuari sekitar
2,0 mg/l. Nutrien silikat (silikat biogenik) dibutuhkan untuk pembentukan
cangkang fitoplankton, radiolarian, dan sponge. Selain itu, SIO2
merupakan komponen utama penyusun mineral batuan dalam sedimen. Oleh karena
itu, SiO2 merupakan pengendali kesetimbangan komposisi kimia dalam
laut. Diperkirakan transpor SiO2 melalui sungai sebesar 4,3x1014
g/tahun, dan sebesar 83% digunakan untuk kebutuhan biologi.
Silikat
dalam perairan laut bisa dalam bentuk terlarut dan partikel. Reaksi dari kelarutan
dari SiO2 adalah
SiO2(s) + 2H2O
→ Si(OH)4(aq)
Karena Si(OH)4 adalah asam lemah sehingga dapat terionisasi
dalam pelarut aqueous.
Si(OH)4 →H+ + Si(OH)3O-
Si(OH)3O- → H+
+ Si(OH)2O22-
Dengan pK1*
= 9,47 dan pK2* =12,60 untuk ionisasi dari Si(OH)4 dalam
0,6 M NaCl pada 250C. Sementara pH di laut adalah 8,1 ,nilai dari pK
ini memberikan hasil
[Si(OH)4]/[Si ]T = {1+ KHA/[H+]}-1
= 95,9%
[Si(OH)3O-
]/[Si ]T = {1+ [H+]/
KHA}-1 = 4,1%
Bentuk polimer dari Si(OH)4 dan Si(OH)3O- bukan pelarut yang penting dalam perairan
laut. Hal ini disebabkan konsentrasi SiO2 di perairan lebih rendah.
Tetapi jika ion Mg+ atau Ca+ membentuk ikatan kompleks
dengan Si(OH)4 dan Si(OH)3O-
, maka akan membentuk konsentrasi
yang lebih tinggi.
Determinasi dari Silikat
Determinasi silikat
terlarut di laut membentuk kompleks kuning silicomolybdic. Kompleks molybdate
lain dibentuk dengan arsenit dan fosfat. Bentuk yang beda ini dipisahkan atas
penambahan asam oxalic. Kompleks silicomolybdate berkurang dengan penambahan larutan metal (p-methyaminophenol
sulfate). Senyawa ini berwarna biru yang dapat dipisahkan secara
spektrofotometrical pada 812nm. Senyawa ini secara umum dapat mengurangi
kestabilan dan absorbansi dari kompleks biru molybdenum. Pengurangan ini dapat
dilakukan dengan metal (p-methyaminophenol sulfate)dan Na
sulfite. Fosfat juga menghasilkan senyawa yang sama, tetapi bentuk tersebut
dicegah dengan menggabungkan oxalic dan asam tartaric dalam sedikit reagen.
Pada permukaan perairan umumnya ditemukan diatom
dan radiolarian, yang mempunyai skeleton dari opal (yaitu bentuk noncristal
dari senyawa hydrat SiO2). Nilai dari SiO2 bervariasi
dari 0 sampai 200µM di perairan laut.
SiO2 merupakan bagian penting
dari struktur padat diatom, radiolarian, dan sponges. Hingga 60% dari material
anorganik dalam tubuh diatom adalah SiO2
. Ketika organisme ini mati, mereka tenggelam lalu membentuk diatom oozes. Diatom oozes ini umum ditemukan di lautan Antartika. Konsentrasi dari
material terlarut ini bervariasi, pada rata-rata 50% bahan anorganik Si bisa
jadi 15%-60% dalam bahan anorganik(sisanya kebanyakan CaCO3). Pada
saat terjadinya blooming diatom
konsentrasi biogenik SiO2
berkisar 100µg/l di permukaan Antartika.
Aktivitas
dari diatom juga mempengaruhi dalam penambahan SiO2 ke kolom
perairan. Tidak banyak yang mengetahui mekanisme pengambilan SiO2
dan penambahannya sebagai hydrat silica. Protein terlibat dalam proses absorpsi silica yang terjadi pada membran cyctoplanic.
Proses ini berlangsung cepat dan menyebar dari pusat. Sebanyak 50%
berat kering dari diatom berupa SiO2 . Ketika diatom tumbuh
dalam jumlah yang berlebih maka sel tubuhnya akan kekurangan Si . Dengan
demikian sel dapat hidup dalam beberapa minggu. Mereka akan mengambil Si ketika
malam. Jika sel yang kekurangan tersebut mendapatkan sinar maka mereka akan
melakukan fotosintesis untuk beberapa periode lalu segera mati. Silica pada diatom bersifat tidak larut
ketika masih hidup tetapi menjadi cepat larut ketika diatom mati. Bahan organik
atau anorganik yang mungkin melindungi kulit mereka ketika masih hidup.
Perlakuan dari sel yang mati dengan EDTA menunjukkan terjadinya percepatan
kelarutan. Produksi dari diatom penting tetapi interaksi dari mineral lainnya
juga memiliki peranan yang penting.
Ketika laut
tidak jenuh terhadap SiO2 maka partikel silika tenggelam dan
terlarut di laut dalam. Proses ini merupakan proses yang
lambat sehingga SiO2 terlarut tidak terlihat pada kedalaman 1000km.
Nilai dari SiO2 lebih tinggi dibandingkan dengan Atlantik karena
perairannya lebih lama dan akumulasi dari SiO2 lebih lama.
Distribusi dari SiO2 terlarut
Silikat terlarut di daerah perairan pantai
umumnya cukup tinggi karena efek “run-off” dari daratan, SiO2 yang
berasal dari daratan memasuki lautan melalui sungai yang dalam perjalanannya
berkurang di estuari sebelum mencapai lautan. Konsentrasi dari SiO2
bervariasi menurut musim, pada musim semi, ledakan populasi fitoplankton dengan
cepat menyebabkan menurunnya konsentrasi silikon. Regenerasi silikon akan
dimulai kembali pada musim panas saat pertumbuhan fitoplankton menjadi lambat
dan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya pada awal musim dingin. Pada
beberapa daerah, ledakan populasi fitoplankton pada musim gugur dapat
menyebabkan terhambatnya regenerasi silikon untuk sementara waktu. Konsentrasi
silikon terlarut di permukaan laut umumnya rendah, kecuali di daerah yang
mengalami up-welling. Pada lapisan yang lebih dalam, ditemukan peningkatan yang
tajam dari konsentrasi silikon. Pola distribusi silikon berbeda dari satu
samudera ke samudera lainnya dan ditentukan oleh pola sirkulasi air dan oleh
suplai silikon terlarut dari Antartik dan dari diatom terlarut yang jatuh dari
permukaan. Proses absorbsi oleh organisme juga berpengaruh terhadap pola distribusi
silikon.
Selain itu, partikel SiO2 lainnya
hasil pelapukan yang dibawa oleh aliran sungai menumpuk di muara
sebagai mineral liat. Konsentrasi dari mineral liat yang tersuspensi
tersebut dapat mempengaruhi jenis organik dan anorganik dikarenakan
pengaruh absorpsi dan pertukaran ion.
H2O(g)
|
||
H+, K+, Cl-, H2O(l)
|
||
SiO2
|
Kaolinite
|
K-mica
|
Tabel 2. Model perubahan ion silicon
Gas
Liquid
solid
Reaksi pertukaran ion
1,5 Al2Si2O3(OH)4(s)
+ K+ → KAl3Si3O10(OH)2(s)
+ 1,5 H2O + H+
Kaolinite K-mica
Reaksi ini mampu mengontrol rasio H+ di lautan.
Pada keadaan kesetimbangan memberikan reaksi (saat Cl dan
suhu konstan)
K
= [H+]/ [K+]
[K+]
+ [H+] = [Cl-] + Kw /[H+]
Rasio
dari [H+]/ [K+] bersifat tetap, dengan demikian penambahan HCL dan KOH
tidak merubah nilain asal selama Cl dan
suhu konstan. Ringkasnya pH dan konsentrasi ion utama di laut dikendalikan oleh
reaksi mineral liat. Hasil dari penelitian menunjukkan K = 10-6
sampai 10-6,5 untuk reaksi, sementara rasio di laut 10-6,2.
Untuk kesetimbangan antara kaolinite dan montmolrillonite dalam lima komponen
sistem dengan Na+, rasio dari H+/ Na+ hampir sama dengan
rasio dilaut. Mineral liat (segar) terbentuk dalam satu atau dua hari kemudian
membentuk fase baru dalam beberapa tahun, hal ini menunjukkan bahwa SiO2
cepat larut di laut daripada yang dianggap sebelumnya.
1,5Al2SI2O5(OH)4(s)
+ Na+ ↔
NaAl3Si3(OH)2(s)+ 1,5 H2O + H+
Berdasarkan
hubungan antara waktu tinggal dari elemen di laut dan pembagian elemen diantara
bebatuan dan laut, maka digunakan koefisien pemisah atau KY.
KY = ῩC / ῩA
Dimana ῩA adalah tingkat dari transpor material dari batuan crustal dan ῩC adalah tingkat
transpor dari reservoir lautan. Nilai ῩA telah
dikoreksi untuk pengembalian hempasan laut . logaritma dari
rata-rata waktu tinggal, memiliki fungsi yang
linier dengan logaritma dari koefisien pemisah;
logT = a log ῩC + b
(Tabel
2.) Nilai dari TR = 1000 kali putaran per juta tahun adalah perubahan pergerakan
laut yang diasumsikan 2000 juta
tahun lamanya dan dalam keadaan tetap.
Koefisien pemisah (KY) juga berhubungan dengan keelektonegatifan
unsur, ditandai dengan QYO;
Log KY = a1QYO
+ b
Dimana
elektonegatifitas diketahui;
QYO =(XY – YO)2
Dimana nilai dari
QYO adalah ukuran dari kontribusi energi elektrostatis
ikatan Y-O atau ukuran daya tarik sebuah unsur untuk mineral beroksid.
Pada umumnya kadar nutrien silikat terlarut
dalam laut serta nitrogen dan fosfat berkurang dengan meningkatnya klorinitas
atau salinitas.
Gambar 2. Distribusi mineral liat di lautan
Dalam perairan laut laut SiO2 terdapat
dalam berbagai bentuk diantaranya:
a. Terlarut H4SiO4
atau orto-silikat ± 20% dari total silikat;
b. Kolodial (amorphous)- SiO2nH2O;
c. Kompleks
sebagai “ Clay mineral ” atau mineral liat (± 70%) antara lain
Ø
Montmorillonite : NaAl8Si12O20(OH)6
Ø
Illite : KAl5Si7O20(OH)4
Ø
Kaolinite : Al2Si2O5(OH)4
Ø
Chlorie : Mg5Al2Si3O10(OH)8
Ø
Sepiolite : Mg2Si3O6(OH)4
Ø
Sodium
feldspar : NaAlSi3O8
Ø
Potasium
feldspar : KAlSi3O8
Pembentukkan mineral liat dinyatakan dalam bentuk reaksi
Silikat yang
terdegradasi + H4SiO4 + HCO3- + Kation → mineral liat + CO2 + H2O
Keterangan : Ca,
Mg, Al, Na, K, dan Fe
Beberapa kation
pembentuk mineral yang penting adalah :
Na, K, Mg, Ca, Al, Si, Fe, Mn, sr, Ba, Pb, Ti, Cl, F, P, dan C. Melalui proses
geologi dalam sedimen laut mineral-mineral tersebut akan kembali membentuk
batuan induk
d. Mineral Si2+ terlarut dengan reaksi kesetimbangan seperti yang
dipaparkan sebelumnya
Si2+ + H2O ↔
SiO2 + 4H+ + 4e
Peran utama SiO2
dalam laut adalah:
1. Sebagai faktor pembatas untuk diatom dan
radiolarian (cangkang sel diatom atau frustule mengandung 20-60% silikat)
2. Menentukan produktivitas perairan, pada
temperatur air normal (±250C)
memiliki produktivitas yang tinggi;
3. Berperan dalam kestimbangan kation
4. Mempengaruhi pH perairan
Tabel 2.
Memperlihatkan bahwa selain dalam kolom air, silikat juga terdapat dalam air
jebakan (interestial water), yang
berinteraksi dengan kation makro lainnya membentuk mineral liat.
Tabel 3. Kation makro dan silikat yang
terdapat dalam air jebakan sedimen laut
Elemen
Terlarut
|
Kadar dalam Perairan Laut
(Salinitas 300/00)
|
Kandungan dalam Air Jebakan
|
Mg2+
|
1290 ppm
|
-
|
K+
|
380 ppm
|
+/-
|
Ca+
|
412 ppm
|
+/-
|
Na+
|
10772 ppm
|
-/0
|
SiO2
|
2 ppm
|
+
|
HCO3-
|
280 ppm
|
+
|
SO42-
|
905 ppm
|
-
|
Keterangan
:
+ : Penambahan (increase)
-
: Pengurangan (decrease)
0
:
Relatif stabil
Adanya
dinamika presipitasi atau deposisi dan pembentukan mineral liat menyebabkan
terjadinya penambahan atau pengurangan kation dalam sedimen. Beberapa reaksi
diagenetik pembentukan mineral liat dalam sedimen lainnya terkait dengan
silikat adalah
·
6
SiO2(amorph) + 4 CaCO3
+ 4 Mg2+ + 7 H2O → 2 Mg2Si3O6(OH)4(sepiolite) + 3H2O + 4CO2
+ 4Ca2+
·
5
Mg2Si3O6(OH)4 + 2 Al2Si2O5(OH)4(kaolinite) +20H2O →
2Mg5Al2Si3O10(OH)8(chlorite) + 13H4SiO4
·
2
NaAlSi3O8(sodium
feldspar) + H2O + 2 H+ →
4 SiO2 + Al2Si2O5(OH)4 +
2 Na+
Metode
Penentuan Konsentrasi Silikat Dalam Air Laut
Silikon dalam air laut bisa
ada dalam bentuk suspensi (melayang-layang di dalam kolom air), partikel tanah
liat atau pasir, sebagai komponen diatom dan lain-lain, atau dalam bentuk
larutan. Sebagian silikon dalam larutan ada dalam bentuk silikat. Konsentrasi
silikat biasanya diduga dengan metode kolorimetrik Diénert & Wandenbulcke,
yang memanfaatkan warna kuning asam silikomolibdik yang terbentuk ketika
amonium molibdat dan asam sulfur ditambahkan ke air. Warna ini kemudian
dibandingkan dengan warna larutan standar asam pikrik atau kalium kromat.
Metode tersebut sederhana tetapi warna dalam air laut sering samar dan tidak
mudah disesuaikan secara penglihatan, juga intensitas warnanya berkorelasi
kurang erat dengan konsentrasi silikat. Warna yang dihasilkan dalam air laut
kurang kuat daripada dalam larutan standar yang dibuat dari air suling dan
“kesalahan garam” ini harus diperhatikan.
Proses
Non Biologis Penyingkiran Silikat Dari Air Laut
Penyingkiran non biologis
terjadi cepat terhadap 10 sampai 20 % silikat reaktif dari larutan.
Penyingkiran ini tergantung pada keberadaan partikel material anorganik dalam
suspensi. Di Estuari, partikel material dalam suspensi tampaknya dihasilkan
akibat pengadukan pasang surut terhadap endapan dasar estuari. Hal ini membuktikan bahwa baik material
tersuspensi maupun elektrolit air laut harus ada agar reaksi ini bisa terjadi.
Sebagian besar silikat yang melekat tampaknya terikat lebih kuat pada fase
padat.
Upwelling
Sebagai Pengendali Aktivitas Biogeokimia Silikat
Masukan air tawar, upwelling,
mineralisasi-kembali dan sedimentasi dipertimbangkan. Masukan silikat air tawar
tidak penting selama musim upwelling. Upwelling merupakan proses utama
pengendali aktivitas biogeokimia silikat di zona pesisir. Area
mineralisasi-kembali silikat dalam kolom air dan area kelimpahan opal dalam
sedimen permukaan adalah sama. Hal ini secara bersama-sama menentukan batas
pengaruh upwelling di pesisir dan berbagai efek lokalnya.
Hubungan
Konsentrasi Silikat Dalam Air Laut Dengan Produktivitas Primer
Konsentrasi klorofil-a
menunjukkan hubungan langsung dengan produksi primer. Parameter-parameter
hidrologis yang mencakup zat-zat hara dalam kolom air memperlihatkan fluktuasi
musiman yang jelas. Zat-zat hara terutama fosfat dan silikat menunjukkan
hubungan terbalik dengan produksi primer, sedangkan nitrat berkorelasi positif.
Dinamika
Produktivitas Perairan Yeng Tercermin Dalam Perubahan Kelimpahan Organisme
Bersilikat
Aliran air pada daerah yang
menunjukkan pola bimodal (berpuncak-dua) musiman dengan puncak-puncak utama
pada musim panas, kemudian menurun menjadi sedang sampai rendah pada musim
gugur dan musim semi. Fraksi kalsium karbonat mendominasi ekspor partikel
sepanjang tahun, diikuti oleh fraksi litogenik dan opal biogenik. Plankton
foraminifera dan coccolithophoridae merupakan komponen utama fraksi karbonat,
sedang diatom dengan jelas mendominasi fraksi opal biogenik. Komposisi isotop
d15N dalam partikel berkorelasi positif dengan total massa aliran selama musim
panas dan musim gugur, sedang korelasi negatif terjadi selama musim dingin dan
musim semi. Perubahan musiman dalam hal intensitas proses-proses oseanografi
utama yang mempengaruhi daerah Upwelling bisa diduga berdasarkan variasi
komponen yang terbawa dalam aliran air, dan berdasarkan pola keragaman spesies
individual atau kelompok spesies. Pengaruh upwelling Namaqua (Hondeklip),
berdasarkan migrasi filamen korofil lepas pantai, adalah lebih kuat pada musim
panas, sedang aliran maksimum pada musim dingin tampaknya mencerminkan produksi
di daerah itu, sementara upwelling di pesisir dan di paparan benua memberikan
pengaruh yang lebih kecil. Pada basis tahunan, jenis mikroorganisme dominan sangat
bersesuaian dengan flora dan fauna perairan tropis/sub tropis, dengan organisme
dekat-pantai memberikan sumbangan sedikit. Keberadaan spesies yang bersamaan
dengan berbagai daya tarik ekologi membuktikan bahwa lokasi penelitian
merupakan daerah peralihan dengan keragaman hidrografi yang besar selama jangka
waktu yang singkat.
No comments:
Post a Comment