Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pages

Thursday, December 11, 2014

Jenis Kayu Yang Digunakan Untuk Kontruksi Kapal Di Aceh

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Kapal adalah model transportasi yang sudah ada sejak dahulu. Kapal digunakan bukan hanya untuk alat pengangkut manusia saja, tetapi kapal juga bisa digunaka untuk mengankut logistik atau kebutuhan manusia itu sendiri. Demikian juga kapal kayu yang sejak dahulu sampai sekarang digunakan. Kapal kayu adalah kapal yang kontruksinya berasal dari kayu mulai dari lunas, gading dan semua bagian-bagiannya.

Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas pengawetan, Pengawetan adalah

daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur dan kualitas kekuatan, Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya. Kayu yang digunakan dalam pembuatan kontruksi kayu digolongkan kepada kualitas kelas awet dan kualitas kelas kuat. Kualitas Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya. Sedangkan kualitas Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.

Tabel. 1 umur pemakaian kayu pada berbagai keadaan dari 5 kelas awet dan pengaruh serangan serangga terhadap 5 kelas awet
Kelas awet
I
II
III
IV
V
Selalu Berhubungan dengan tanah
lembab
8 tahun
5 tahun
3 tahun
Sangat pendek
Sangat pendek
Hanya dipengaruhi oleh cuaca tetapi dijaga agar tidak terendam air dan tidak kekurangan udara
20 tahun
15 tahun
10 tahun
Beberapa tahun
Sangat pendek
Dibawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan tidak kekurangan udara
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Sangat lama
Beberapa tahun
Pendek
seperti diatas tetapi dipelihara dengan baik dan dicat
Tidak terbatas
Tidak terbatas
Tidak terbatas
20 tahun
20 tahun
Serangan rayap tanah
Tidak
jarang
Cepat
Sangat cepat
Sangat cepat
Serangan bubuk kayu kering
Tidak
jarang
Hampir tidak
Tidak berarti
Sangat cepat
Sumber: Oey Djoen Seng (1964)
Tabel 2. Kekuatan kayu dibagi menjadi 5 kelas kuat berdasarkan berat jenis, keteguhan lengkung dan keteguhan tekan mutlak sebagi berikut:
Kelas kuat
Berat jenis
Keteguhan Lengkung Mutlak (Kg/m2)
Keteguhan Tekan Mutlak (Kg/m2)
I
Lebih dari…. 0.90
Lebih dari 1100
Lebih dari…650
II
0.60-0.90
725-1100
425-650
III
0.40-0.60
500-725
300-425
IV
0.30-0.40
300-500
215-300
V
Kurang dari….0.30
Kurang dari…300
Kurang dari….215



SIFAT FISIK KAYU
Ø  Berat dan Berat Jenis. Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
Ø  Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll.
Ø  Warna Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
Ø  Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
Ø  Arah Serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian- bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar (Dumanauw.J.F,1990).
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, bahan untuk pembuatan kapal dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi penanganan (Fengel.D, 1995).
Selama periode prasejarah dan sesudahnya kayu tidak hanya digunakan untuk bahan bangunan tetapi juga semakin penting sebagai bahan mentah kimia untuk pembuatan arang (digunakan dalam peleburan besi), ter dan getah (digunakan untuk mengawetkan dan melapisi lambung kapal), dan kalium (digunakan dalam pembuatan gelas dan sebagai bahan pemucat kain dan tekstil kapas). Namun disisi lain kayu merupakan bahan dasar yang sangat modern. Kubah-kubah kayu yang besar dan perabot rumah yang indah membuktikan kagunaan dan keindahannya. Bahkan dalam bentuk alih seperti kayu lapis, papan partikel dan papan serat, kayu telah menjadi bahan bangunan yang berharga. Disamping itu, kayu merupakan bahan dasar pulp dan kertas, serat, film, aditif, dan banyak produk-produk lain (Haygreen.J.G, 1987).



BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Cara Kerja
Ø  Di survei lokasi
Ø  Di wawancarai salah satu pembuat kapal di Ulee Lheue
Ø  Di ambil dokumentasi jenis-jenis kayu yang di gunakan untuk pembuatan kapal
Ø  Di catat jenis kayu apa yang digunakan serta pada bagian mana pada kapal jenis kayu itu digunakan
Ø  Di cari referensi yang berkaitan dengan jenis-jenis kayu untuk pembuatan kapal,untuk menjadi bahan acuan dalam pembuatan laporan,serta mendapatkan informasi dari dosen mata kuliah ini dan dari  hasil wawancara.
Ø  Di Catat hasilnya dan buat kesimpulan.













BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil
Berikut ini disajikan jenis-jenis kayu yang digunakan untuk konstruksi kapal kayu khususnya di Aceh.
No
Jenis Kayu
Nama Daerah
B.J. Rata2
Kelas Awet
Kelas Kuat
Kegunaan

1
Laban
Bak Manee
-
I
I
Untuk tulang kapal (kerangka kapal)

2
Meranti merah
-
0,55
III,IV
II,IV
Untuk dek kapal

3
Giam
Bakthu
0,99
I
I
Untuk bantalan mesin,
Untuk lunasdan nagan2 kapal.

4
Semantuk
-
0,98
I
I,II
Untuk bantalan kapal (logor)

5
Bungur
Bungur
0,88
II,III
I,II
Untuk lunas kapal dan draf kapal

6
Bedaru
Bak jalo
1,84
I
I
Untuk lunas kapal

7
Bangkirai
0,91
1,II,III
I,II
Untuk bantalan dan lantai kapal

8
Nangka
Bak panah
Untuk bantalan kapal(Logor) dan pembungkus AS baling-baling kapal.

9
Keruing
-
0,79
III
I,II
Untuk bangunan atas kapal

10.
Seumawe/cepot
-
-
-
Untuk body kapal dan lantai kapal

11
Damar laut
-
0.49
III,IV
II,III
Untuk body kapal

Sumber : Kehutanan provinsi sumatera selatan dan pembuat kapal di ulee-lhe
4.2 Pembahasan
1. Kayu Laban
Kayunya berwarna kunin dan memiliki serat yang halus. Sering disebut dalam Bahasa Aceh Bak Manee. Kayu laban ini di gunakan pada tulang kapal atau kerangka kapal dengan kelas awet I dan kuat I.

Gambar. Kerangka kapal yang menggunakan kayu laban.

2.Kayu Meranti merah
Meranti Merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang populer dalam perdagangan.
Berbagai jenis kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Meranti Merah biasa digunakan untuk dek kapal, di daerah Aceh Barat kayu ini sangat sering digunakan dalam pembuatan kapal kayu karena kualitasnya bagus.
 Kayu terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan. Menurut kekuatannya, jenis meranti merah dapat digolongkan dalam kelas kuat II-IV, sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas III-IV.




Gambar. Kayu meranti merah yang digunakan pada lantai kapal.

3.Giam (Bak Thu)
Pohon Giam (Bak Thu) merupakan  pohon yang memiliki tinggi 35-40 m dengan panjang batang bebas cabang 10-25 m. Kulit luar berwarna kelabu, kelabu-coklat, coklat muda, coklat sampai coklat tua atau merah.kayu ini biasa digunakan pada kapal yaitu pada bagian lunas kapal, bantalan mesin dan nagan-nagan kapal. Giam memiliki kualitas awet I dan kuat I.
Kayu teras berwarna kuning-coklat muda atau kuning-coklat semu-semu kelabu atau kelabu coklat muda yang lambat-laun berubah menjadi coklat tua bahkan hampir hitam. Giam mempunyai batas yang jelas dengan kayu teras, berwarna kekuning-kuningan sampai coklat muda, lebar 1-8 cm, biasanya 4 cm. Tekstur Tekstur kayu halus dan merata. Arah serat Arah serat lurus kadang-kadang agak berpadu. Kesan raba permukaan kayu licin.

Gambar. Kayu Giam (Bak Thu) yang digunakan pada lunas kapal.


4. Kayu Semantuk
 Kayu Semantuk memiliki kekuatan dan keawetan yang tinggi, kayu ini dipergunakan untuk konstruksi berat, terutama jika berhubungan dengan keadaan yang lembab dan berhubungan dengan tanah. Jenis kayu ini juga banyak digunakan untuk membuat kapal kayu di aceh, semantuk biasa digunakan sebagai bantalan kapal (logor).
Gambar. Kayu Semantuk yang digunakan untuk bantalan kapal.

5. Kayu Bungur ( Bak Bungur )
Pohon ini memiliki tinggi dapat mencapai 800 meter, batang bulat dengan warna kayu berwarna kecoklatan, sampai coklat muda.bungur memiliki kelas awet I,II dan kelas kuat I,II. Pada kapal bungur biasa digunakan pada bagian lunas kapal serta pada bagian draf kapal.

6.Kayu Bedaru ( Bak Jalo )
            Kayu Bedaru atau yang dikenal dalam bahasa acehnya Bak Jalo merupakan kayu yang biasa digunakan pada kapal, di bagian lunasnya. Kayu bedaru memiliki kelas awet I dan kelas kuat I. Hanya saja kayu ini memiliki berat jenis yang besar yaitu 1,84. Sehingga tidak semua daerah aceh membuat lunas kapal dengan menggunakan kayu ini.


7. Kayu Bangkirai
            Kayu Bangkirai merupakan jenis kayu yang kuat dan tahan terhadap perubahan cuaca sehingga kayu ini sering digunakan untuk konstruksi berat,salah satunya dalam pembuatan kapal kayu bangkirai sering digunakan untuk bantalan dan lantai kapal.kayu bangkiarai memiliki kelas awet I,II,III dan kelas kuat I,II.
8. Kayu Nangka (Bak Panah)
            Pohon Nangka atau dalam bahasa acehnya disebut juga bak panah,merupakan jenis pohon yang sering kita jumpai, selain buahnya yang dapat dimanfaatkan, kayunya juga sering digunakan dalam pembuatan kapal sebagai bantalan kapal (logor) juga sebagai pembungkus as baling-baling kapal.
Gambar. Kayu Nangka

9.Kayu Keruing
            Kayu Keruing memiliki kelas awet III dan kelas kuat I,II dengan berat jenis 0,79. Pohon keruing dapat mencapai ketinggian 65 meter banyak di jumpai di dataran rendah, hingga ketinggian 1500 meter dari permukaan laut, dan dijumapai juga pada tepi sungai yang berarus deras. Kayu keruing digunanakan sebagai bangunan atas kapal di daerah  aceh

10. Kayu Seumawe
            Kayu Seumawe atau disebut juga kayu cepot merupakan jenis kayu yang banyak digunakan oleh pembuat kapal di Banda Aceh, kayu ini bisa dijumpai di Aceh Besar di kawasan hutan Leupung. Kayu ini digunakan di kapal sebagai body kapal serta lantainya, kayu ini berwarna coklat muda.
Gambar. Kayu Seumawe yang digunakan pada body kapal.

11. Kayu Damar laut
            Kayu ini memiliki berat jenis 0,49 serta termasuk kelas awet III, IV dan kelas kuat II,III. Kayu Damar Laut sering digunakan untuk body kapal, namun dikalangan pembuat kapal kayu, di Banda Aceh jarang menggunakan kayu ini, mereka sering menggunakan kayu seumawe untuk body kapal.
           


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
            Pada umumnya dalam pembuatan kapal kayu, kita harus memperhatikan kelas awet dan kelas kuat kayu untuk memilih dalam pembuatan kapal yang baik. Serat kadar air dan berat jenisnya juga harus diperhatikan. Serta kearifan lokal juaga menjadi tolak ukur yang harus dipertimbangkan.
            Biasanya dalam pembuatan kapal digunakan beberapa jenis kayu. Menurut hasil pengamatan kami, untuk pembuatan kapal kayu di Banda Aceh tepatnya di Ulee Lheue, pengrajin menggunakan 4 macam jenis kayu yaitu: Laban (Bak Manee), Giam (Bak Thu), Semantuk dan Seumawe. Dimana, kayu laban digunakan sebagai kerangka kapal atau tulang kapal, Bak Thu digunakan sebagai lunas kapal serta bantalan mesin dan nagan-nagan kapal, Semantuk sebagai bantalan kapal serta Seumawe digunakan sebagai body kapal dan lantai kapal. Sedangakan kapal yang satunya lagi juga sama dengan kayu yang digunakan hanya saja untuk dek atau lantainya digunakan kayu meranti merah.








DAFTAR PUSTAKA

Dumanauw, J. F.. 1990. Mengenal Kayu.Yogyakarta: Kanisius
Haygreen, J. G. dan Jim L. Bowyer. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu: Suatu Pengantar. Prawirohatmodjo. Yokyakarta: Gadjah Mada University Press Terjemahan Sutjipt0 A. Hadikusumo Dan Soenardi
Fengel, D., 1995, ”Kimia Kayu Ultrastruktur dan. Reaksi-Reaksi” UGM Press, Yogyakarta

DI SUSUN OLEH:
ASMAUL HUSNA, INDAH PERMATASARI, IRENEPRANINGTYAS, IRWANSYAH,
NANA DELINA, RIAN ALFIAN, SAID MAKSALMINA.

No comments:

Post a Comment