BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kapal adalah
model transportasi yang sudah ada sejak dahulu. Kapal digunakan bukan hanya
untuk alat pengangkut manusia saja, tetapi kapal juga bisa digunaka untuk
mengankut logistik atau kebutuhan manusia itu sendiri. Demikian juga kapal kayu
yang sejak dahulu sampai sekarang digunakan. Kapal kayu adalah kapal yang
kontruksinya berasal dari kayu mulai dari lunas, gading dan semua
bagian-bagiannya.
Kayu yang digunakan harus memiliki kualitas pengawetan, Pengawetan adalah
daya tahan kayu
terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur dan kualitas kekuatan, Kekuatan adalah daya tahan
kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain : daya dukung, daya
tarik, daya tahan dan sebagainya.
Kayu yang digunakan dalam pembuatan kontruksi kayu digolongkan kepada kualitas
kelas awet dan kualitas kelas kuat. Kualitas
Kelas Awet adalah tingkat kekuatan
alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I,
II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya. Sedangkan kualitas Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu
jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II,
III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya.
Tabel.
1 umur pemakaian kayu pada berbagai keadaan dari 5 kelas awet dan pengaruh
serangan serangga terhadap 5 kelas awet
Kelas awet
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
Selalu Berhubungan dengan tanah
lembab
|
8 tahun
|
5 tahun
|
3 tahun
|
Sangat pendek
|
Sangat pendek
|
Hanya dipengaruhi oleh cuaca tetapi
dijaga agar tidak terendam air dan tidak kekurangan udara
|
20 tahun
|
15 tahun
|
10 tahun
|
Beberapa tahun
|
Sangat pendek
|
Dibawah atap, tidak berhubungan dengan
tanah lembab dan tidak kekurangan udara
|
Tidak terbatas
|
Tidak terbatas
|
Sangat lama
|
Beberapa tahun
|
Pendek
|
seperti diatas tetapi dipelihara
dengan baik dan dicat
|
Tidak terbatas
|
Tidak terbatas
|
Tidak terbatas
|
20 tahun
|
20 tahun
|
Serangan rayap tanah
|
Tidak
|
jarang
|
Cepat
|
Sangat cepat
|
Sangat cepat
|
Serangan bubuk kayu kering
|
Tidak
|
jarang
|
Hampir tidak
|
Tidak berarti
|
Sangat cepat
|
Sumber:
Oey Djoen Seng (1964)
Tabel
2. Kekuatan kayu dibagi menjadi 5 kelas kuat berdasarkan berat jenis, keteguhan
lengkung dan keteguhan tekan mutlak sebagi berikut:
Kelas kuat
|
Berat jenis
|
Keteguhan Lengkung Mutlak (Kg/m2)
|
Keteguhan Tekan Mutlak (Kg/m2)
|
I
|
Lebih dari…. 0.90
|
Lebih dari 1100
|
Lebih dari…650
|
II
|
0.60-0.90
|
725-1100
|
425-650
|
III
|
0.40-0.60
|
500-725
|
300-425
|
IV
|
0.30-0.40
|
300-500
|
215-300
|
V
|
Kurang dari….0.30
|
Kurang dari…300
|
Kurang dari….215
|
SIFAT
FISIK KAYU
Ø Berat dan Berat Jenis. Berat suatu
kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu
berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu
balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).
Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
Ø Keawetan adalah ketahanan kayu
terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap,
bubuk dll.
Ø Warna Kayu yang beraneka warna
macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
Ø Tekstur adalah ukuran relatif
sel-sel kayu.Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur
halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
Ø Arah Serat adalah arah umum sel-sel
kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah
serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta
terpilin dan serat diagonal (serat miring).
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kayu
merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah
diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa
sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pengertian kayu
disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pemungutan pohon-pohon di
hutan, yang merupakan bagian dari pohon tersebut, setelah diperhitungkan
bagian- bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan
penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar (Dumanauw.J.F,1990).
Kayu adalah bagian batang atau cabang
serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu
digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi),
bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, bahan untuk
pembuatan kapal dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai
hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah
akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di
batang. Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai
klasifikasi kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai
kondisi penanganan (Fengel.D, 1995).
Selama periode
prasejarah dan sesudahnya kayu tidak hanya digunakan untuk bahan bangunan
tetapi juga semakin penting sebagai bahan mentah kimia untuk pembuatan arang
(digunakan dalam peleburan besi), ter dan getah (digunakan untuk mengawetkan
dan melapisi lambung kapal), dan kalium (digunakan dalam pembuatan gelas dan
sebagai bahan pemucat kain dan tekstil kapas). Namun disisi lain kayu merupakan
bahan dasar yang sangat modern. Kubah-kubah kayu yang besar dan perabot rumah
yang indah membuktikan kagunaan dan keindahannya. Bahkan dalam bentuk alih
seperti kayu lapis, papan partikel dan papan serat, kayu telah menjadi bahan
bangunan yang berharga. Disamping itu, kayu merupakan bahan dasar pulp dan
kertas, serat, film, aditif, dan banyak produk-produk lain (Haygreen.J.G, 1987).
BAB
III
METODELOGI
KERJA
3.1
Cara Kerja
Ø Di
survei lokasi
Ø Di
wawancarai salah satu pembuat kapal di Ulee Lheue
Ø Di
ambil dokumentasi jenis-jenis kayu yang di gunakan untuk pembuatan kapal
Ø Di
catat jenis kayu apa yang digunakan serta pada bagian mana pada kapal jenis
kayu itu digunakan
Ø Di
cari referensi yang berkaitan dengan jenis-jenis kayu untuk pembuatan
kapal,untuk menjadi bahan acuan dalam pembuatan laporan,serta mendapatkan
informasi dari dosen mata kuliah ini dan dari
hasil wawancara.
Ø Di
Catat hasilnya dan buat kesimpulan.
BAB
IV
HASIL
PENGAMATAN
4.1
Hasil
Berikut ini disajikan jenis-jenis
kayu yang digunakan untuk konstruksi kapal kayu khususnya di Aceh.
No
|
Jenis Kayu
|
Nama Daerah
|
B.J. Rata2
|
Kelas Awet
|
Kelas Kuat
|
Kegunaan
|
|
1
|
Laban
|
Bak Manee
|
-
|
I
|
I
|
Untuk
tulang kapal (kerangka kapal)
|
|
2
|
Meranti merah
|
-
|
0,55
|
III,IV
|
II,IV
|
Untuk
dek kapal
|
|
3
|
Giam
|
Bakthu
|
0,99
|
I
|
I
|
Untuk bantalan mesin,
Untuk lunasdan nagan2
kapal.
|
|
4
|
Semantuk
|
-
|
0,98
|
I
|
I,II
|
Untuk bantalan kapal (logor)
|
|
5
|
Bungur
|
Bungur
|
0,88
|
II,III
|
I,II
|
Untuk lunas kapal dan draf kapal
|
|
6
|
Bedaru
|
Bak jalo
|
1,84
|
I
|
I
|
Untuk lunas kapal
|
|
7
|
Bangkirai
|
0,91
|
1,II,III
|
I,II
|
Untuk bantalan dan lantai kapal
|
||
8
|
Nangka
|
Bak panah
|
Untuk bantalan kapal(Logor) dan pembungkus
AS baling-baling kapal.
|
||||
9
|
Keruing
|
-
|
0,79
|
III
|
I,II
|
Untuk bangunan atas kapal
|
|
10.
|
Seumawe/cepot
|
-
|
-
|
-
|
Untuk body kapal dan lantai kapal
|
||
11
|
Damar laut
|
-
|
0.49
|
III,IV
|
II,III
|
Untuk body kapal
|
Sumber : Kehutanan provinsi sumatera selatan
dan pembuat kapal di ulee-lhe
4.2 Pembahasan
1. Kayu Laban
Kayunya berwarna kunin dan memiliki serat yang halus. Sering
disebut dalam Bahasa Aceh Bak Manee. Kayu laban ini di gunakan pada tulang
kapal atau kerangka kapal dengan kelas awet I dan kuat I.
Gambar. Kerangka kapal yang
menggunakan kayu laban.
2.Kayu Meranti merah
Meranti Merah adalah nama sejenis kayu pertukangan yang
populer dalam perdagangan.
Berbagai
jenis kayu meranti dihasilkan oleh marga Shorea dari suku Dipterocarpaceae. Meranti
Merah biasa digunakan untuk dek kapal, di daerah Aceh Barat kayu ini sangat
sering digunakan dalam pembuatan kapal kayu karena kualitasnya bagus.
Kayu terasnya
berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan
merah tua kecoklatan. Menurut kekuatannya, jenis meranti merah dapat
digolongkan dalam kelas kuat II-IV, sedangkan keawetannya tergolong dalam kelas
III-IV.
Gambar. Kayu
meranti merah yang digunakan pada lantai kapal.
3.Giam
(Bak Thu)
Pohon Giam (Bak Thu) merupakan pohon yang memiliki tinggi 35-40 m dengan panjang
batang bebas cabang 10-25 m. Kulit luar berwarna kelabu, kelabu-coklat, coklat
muda, coklat sampai coklat tua atau merah.kayu ini biasa digunakan pada kapal
yaitu pada bagian lunas kapal, bantalan mesin dan nagan-nagan kapal. Giam
memiliki kualitas awet I dan kuat I.
Kayu teras berwarna
kuning-coklat muda atau kuning-coklat semu-semu kelabu atau kelabu coklat muda
yang lambat-laun berubah menjadi coklat tua bahkan hampir hitam. Giam mempunyai
batas yang jelas dengan kayu teras, berwarna kekuning-kuningan sampai coklat muda,
lebar 1-8 cm, biasanya 4 cm. Tekstur Tekstur kayu halus dan merata. Arah serat
Arah serat lurus kadang-kadang agak berpadu. Kesan raba permukaan kayu licin.
Gambar. Kayu
Giam (Bak Thu) yang digunakan pada lunas kapal.
4.
Kayu Semantuk
Kayu Semantuk memiliki kekuatan dan keawetan
yang tinggi, kayu ini dipergunakan untuk konstruksi berat, terutama jika
berhubungan dengan keadaan yang lembab dan berhubungan dengan tanah. Jenis kayu
ini juga banyak digunakan untuk membuat kapal kayu di aceh, semantuk biasa
digunakan sebagai bantalan kapal (logor).
Gambar.
Kayu Semantuk yang digunakan untuk bantalan kapal.
5.
Kayu Bungur ( Bak Bungur )
Pohon ini
memiliki tinggi dapat mencapai 800 meter, batang bulat dengan warna kayu
berwarna kecoklatan, sampai coklat muda.bungur memiliki kelas awet I,II dan
kelas kuat I,II. Pada kapal bungur biasa digunakan pada bagian lunas kapal
serta pada bagian draf kapal.
6.Kayu
Bedaru ( Bak Jalo )
Kayu Bedaru atau
yang dikenal dalam bahasa acehnya Bak Jalo merupakan kayu yang biasa digunakan
pada kapal, di bagian lunasnya. Kayu bedaru memiliki kelas awet I dan kelas
kuat I. Hanya saja kayu ini memiliki berat jenis yang besar yaitu 1,84. Sehingga
tidak semua daerah aceh membuat lunas kapal dengan menggunakan kayu ini.
7.
Kayu Bangkirai
Kayu Bangkirai merupakan
jenis kayu yang kuat dan tahan terhadap perubahan cuaca sehingga kayu ini
sering digunakan untuk konstruksi berat,salah satunya dalam pembuatan kapal kayu
bangkirai sering digunakan untuk bantalan dan lantai kapal.kayu bangkiarai
memiliki kelas awet I,II,III dan kelas kuat I,II.
8.
Kayu Nangka (Bak Panah)
Pohon Nangka
atau dalam bahasa acehnya disebut juga bak panah,merupakan jenis pohon yang
sering kita jumpai, selain buahnya yang dapat dimanfaatkan, kayunya juga sering
digunakan dalam pembuatan kapal sebagai bantalan kapal (logor) juga sebagai
pembungkus as baling-baling kapal.
Gambar. Kayu Nangka
9.Kayu
Keruing
Kayu Keruing memiliki
kelas awet III dan kelas kuat I,II dengan berat jenis 0,79. Pohon keruing dapat
mencapai ketinggian 65 meter banyak di jumpai di dataran rendah, hingga
ketinggian 1500 meter dari permukaan laut, dan dijumapai juga pada tepi sungai
yang berarus deras. Kayu keruing digunanakan sebagai bangunan atas kapal di
daerah aceh
10.
Kayu Seumawe
Kayu Seumawe
atau disebut juga kayu cepot merupakan jenis kayu yang banyak digunakan oleh
pembuat kapal di Banda Aceh, kayu ini bisa dijumpai di Aceh Besar di kawasan
hutan Leupung. Kayu ini digunakan di kapal sebagai body kapal serta lantainya, kayu
ini berwarna coklat muda.
Gambar.
Kayu Seumawe yang digunakan pada body kapal.
11.
Kayu Damar laut
Kayu ini
memiliki berat jenis 0,49 serta termasuk kelas awet III, IV dan kelas kuat
II,III. Kayu Damar Laut sering digunakan untuk body kapal, namun dikalangan
pembuat kapal kayu, di Banda Aceh jarang menggunakan kayu ini, mereka sering
menggunakan kayu seumawe untuk body kapal.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Pada umumnya dalam
pembuatan kapal kayu, kita harus memperhatikan kelas awet dan kelas kuat kayu
untuk memilih dalam pembuatan kapal yang baik. Serat kadar air dan berat
jenisnya juga harus diperhatikan. Serta kearifan lokal juaga menjadi tolak ukur
yang harus dipertimbangkan.
Biasanya
dalam pembuatan kapal digunakan beberapa jenis kayu. Menurut hasil pengamatan
kami, untuk pembuatan kapal kayu di Banda Aceh tepatnya di Ulee Lheue, pengrajin
menggunakan 4 macam jenis kayu yaitu: Laban (Bak Manee), Giam (Bak Thu), Semantuk
dan Seumawe. Dimana, kayu laban digunakan sebagai kerangka kapal atau tulang
kapal, Bak Thu digunakan sebagai lunas kapal serta bantalan mesin dan
nagan-nagan kapal, Semantuk sebagai bantalan kapal serta Seumawe digunakan
sebagai body kapal dan lantai kapal. Sedangakan kapal yang satunya lagi juga
sama dengan kayu yang digunakan hanya saja untuk dek atau lantainya digunakan
kayu meranti merah.
DAFTAR
PUSTAKA
Dumanauw, J. F.. 1990. Mengenal Kayu.Yogyakarta: Kanisius
Haygreen,
J. G. dan Jim L. Bowyer. 1996. Hasil
Hutan dan Ilmu Kayu: Suatu Pengantar. Prawirohatmodjo. Yokyakarta: Gadjah
Mada University Press Terjemahan Sutjipt0 A. Hadikusumo Dan Soenardi
Fengel,
D.,
1995,
”Kimia Kayu Ultrastruktur dan.
Reaksi-Reaksi” UGM Press, Yogyakarta
DI SUSUN OLEH:
ASMAUL
HUSNA, INDAH
PERMATASARI, IRENEPRANINGTYAS, IRWANSYAH,
NANA
DELINA, RIAN
ALFIAN, SAID
MAKSALMINA.
No comments:
Post a Comment