ANALISA
ZAT WARNA BUNGA DENGAN WARNA MENCOLOK
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai
bentuk partisi cairan-cairan serta selulosa yang hidrolik, dari kertas tersebut
dapat mengikat air. Setelah disingkapkan ke udara yang lembab kertas saring
yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi
katakan 20 %(bobot/bobot) atau lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat
mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog
dengan sebatang kolom yang berisi stationer berair. Zat-zat terlarut itu
padahal fase geraknya dapt dicampur dengan air akan dalam beberapa kasus malah
geraknya adalah larutan itu sendiri.
Susunan serat kertas membebtuk medium berpori yang
bertidak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam kertas
secara komersil tersedia adalah whatman 1,2,3, 3 mm. kertas asam asetil kertas
kleselguhr, kertas silikon dan kertas penukaran ion juga digunakan untuk
zat-zat hidrofobik.
Selain kertas whatman dalam teknik kromatografi dapat
pula digunakan kertas selulosa murni.
Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas,
yang menjadi pertimbangan adalah tingkat kesempurnaan pemisah, difusivitas
pembentukan spot, efek falling, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut
terutama untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya penolak air.
Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotoran yang
terdapat pada keras saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Cu2+.
1.2
Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari
kromatografi kertas untuk analisa zat warna pada bagian tumbuhan.
1.3
Manfaat
Manfaat percobaan ini adalah kita dapat mengetahui senyawa-senyawa
yang terdapat pada
Sampel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk
memisahkan ion atau molekul yang larut dalam
satu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stationer,
maka molekul-molekul ionnya berinteraksi dengan fase stationer, namun
interaksinya berbeda karena perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion
exchange), partisi (partitioning),
atau ukuran . perbedaan ini membuat komponen terpisah satu denganyang lain dan
dapat dilihat perbedaaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut
melewati kolom (Tissue, 2000).
Size exclution
chromatography atau yang dikenal juga dengan gel permeation atau filtration chromatography bisa digunakan untuk memisahkan dan
memurnikan protein. Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan
sangat cepat. Perangkat kromatografi berupa gel berpori yang dapat memisahkan
molekul besar dan molekul kecil. Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu
karena molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori (Carrier,1997).
Selain kertas whatman dalam teknik kromatografi dapat
pula di gunakan kertas selulosa murni. Kertas selulosa yang di modifikasi dan
kertas serat kaca yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan kertas adalah
tingkat kesempurnaan pemisahan, efek falling difusivitas pembentukan spot,
pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut (Basset,1994).
BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah chamber, kertas saring,
pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex, dan masker.
Bahan-bahan yang digunakan adalah bunga kembang sepatu,
mawar, bunga yang berwarna kuning, butanol, asam asetat, HCl pekat, methanol,
dan aqudest.
Sampel Bunga Mawar
|
3.2. Cara kerja
-
Disediakan Chamber yang berisi
Pengeklusi Butanol :
Asam
Asetat : Air (4:1:5)
-
Diekstrak sampel bunga
menggunakan sedikit methanol HCL pekat
(99:1)
-
Ditotolkan ekstrak sampel pada
KLT.
-
Dimasukkan KLT kedalam chamber.
-
Dibiaskan pelarut sampai pada
garis atas.
-
Dikeluarkan kertas dari chamber
lalu dimasukkan kedalam chamber yang berisi uap amonia (NH3) jenuh.
-
Diperhatikan warna yang timbul
dan dihitung Rfnya dengan rumus
Rf = Jarak Noda
Jarak
pelarut
|
Hasil
|
Ketiga sampel cara kerjanya sama langkahnya seperti di atas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Uji sampel
|
Hasil
|
Bunga
Kembang Sepatu + methanol
|
|
Bunga
Mawar + methanol
|
|
Bunga
Kuning + methanol
|
Rf (B.Kembang sepatu)
= 0,5
= 0,36
= 0,9
4.2 Pembahasan
Secara keseluruhan masing-masing bunga ditumbuk sampai halus dan
ditambahkan Methanol ke dalamnya. Kemudian ditotol pada KLT dan dimasukkan
kedalam gelas kimia yang berisi larutan asam asetat.
a. Bunga Kembang Sepatu + Methanol
Pada analisa ini sampel yang digunakan
Bunga Kembang Sepatu yang ditambahkan methanol menghasilkan warna… . Setelah
dibiarkan dalam chamber yang berisi asam asetat tampak tanda warna yang
merambat menuju garis batas. Setelah itu dihitung kadar dengan menggunakan
rumus Rf dan hasilnya 0,5.
= 0,5
b.
Bunga Mawar ditambah Methanol
Pada sampel kedua ini
juga di lakukan hal yang sama dengan sampel pertama, sampel bunga mawar yang di
tambahkan sedikit methanol dan juga ditambahkan larutan butanol sebanyak 4 mL.
Kemudian untuk melihat berapa kadar senyawa yang terdapat pada sampel dilakukan
dengan cara menggunakan KLT (kromatografi lapis tipis), setelah KLT dimasukkan
ke dalam sampel dan dibiarkan pelarut sampai pada garis atas lalu di keluarkan
kertas tersebut dan di hitung Rf nya sebagai berikut :
Rf
(Bunga Mawar)
= 0,36
No comments:
Post a Comment