Translator

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Pages

Wednesday, November 14, 2012

KROMATOGRAFI KERTAS

                             ANALISA ZAT WARNA BUNGA DENGAN WARNA MENCOLOK
BAB I
PENDAHULUAN
Pada awalnya kromatografi dianggap semata-mata sebagai bentuk partisi cairan-cairan serta selulosa yang hidrolik, dari kertas tersebut dapat mengikat air. Setelah disingkapkan ke udara yang lembab kertas saring yang tampak kering itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi katakan 20 %(bobot/bobot) atau lebih. Jadi kertas itu sebenarnya dapat mengandung air dengan persentase tinggi dan kertas itu dipandang sebagai analog dengan sebatang kolom yang berisi stationer berair. Zat-zat terlarut itu padahal fase geraknya dapt dicampur dengan air akan dalam beberapa kasus malah geraknya adalah larutan itu sendiri.

Susunan serat kertas membebtuk medium berpori yang bertidak sebagai tempat untuk mengalirkannya fase bergerak. Berbagai macam kertas secara komersil tersedia adalah whatman 1,2,3, 3 mm. kertas asam asetil kertas kleselguhr, kertas silikon dan kertas penukaran ion juga digunakan untuk zat-zat hidrofobik.
Selain kertas whatman dalam teknik kromatografi dapat pula  digunakan kertas selulosa murni. Kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca. Untuk memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat kesempurnaan pemisah, difusivitas pembentukan spot, efek falling, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending dan juga kertas seharusnya penolak air. Seringkali nilai Rf berbeda dari satu kertas ke kertas lainnya. Pengotoran yang terdapat pada keras saring adalah ion-ion Ca2+, Mg2+, Cu2+.

1.2   Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari kromatografi kertas untuk analisa zat warna pada bagian tumbuhan.
1.3   Manfaat
Manfaat percobaan ini adalah kita dapat mengetahui senyawa-senyawa yang terdapat pada
Sampel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang larut dalam  satu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stationer, maka molekul-molekul ionnya berinteraksi dengan fase stationer, namun interaksinya berbeda karena perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning), atau ukuran . perbedaan ini membuat komponen terpisah satu denganyang lain dan dapat dilihat perbedaaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom (Tissue, 2000).
Size exclution chromatography atau yang dikenal juga dengan gel permeation atau filtration chromatography bisa digunakan untuk memisahkan dan memurnikan protein. Metode ini tidak melibatkan berbagai macam penyerapan dan sangat cepat. Perangkat kromatografi berupa gel berpori yang dapat memisahkan molekul besar dan molekul kecil. Molekul besar akan terelusi terlebih dahulu karena molekul tersebut tidak dapat penetrasi pada pori-pori (Carrier,1997).
Selain kertas whatman dalam teknik kromatografi dapat pula di gunakan kertas selulosa murni. Kertas selulosa yang di modifikasi dan kertas serat kaca yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan kertas adalah tingkat kesempurnaan pemisahan, efek falling difusivitas pembentukan spot, pembentukan komet serta laju pergerakan pelarut (Basset,1994).

                                                                               




BAB III
METODE KERJA
3.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah chamber, kertas saring, pipet tetes, gelas kimia, sarung tangan latex, dan masker.
Bahan-bahan yang digunakan adalah bunga kembang sepatu, mawar, bunga yang berwarna kuning, butanol, asam asetat, HCl pekat, methanol, dan aqudest.

Sampel Bunga Mawar
3.2. Cara kerja
                                                                
-          Disediakan Chamber yang berisi Pengeklusi Butanol :
Asam Asetat : Air (4:1:5)
-          Diekstrak sampel bunga menggunakan sedikit methanol  HCL pekat (99:1)
-          Ditotolkan ekstrak sampel pada KLT.
-          Dimasukkan KLT kedalam chamber.
-          Dibiaskan pelarut sampai pada garis atas.
-          Dikeluarkan kertas dari chamber lalu dimasukkan kedalam chamber yang berisi uap amonia (NH3) jenuh.
-          Diperhatikan warna yang timbul dan dihitung Rfnya dengan rumus
Rf = Jarak Noda
Jarak pelarut

Hasil
 


Ketiga sampel cara kerjanya sama langkahnya seperti di atas.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Uji sampel
Hasil
Bunga Kembang Sepatu + methanol

Bunga Mawar + methanol

Bunga Kuning + methanol


Rf (B.Kembang sepatu) = 0,5
= 0,36
= 0,9

4.2 Pembahasan
Secara keseluruhan masing-masing bunga ditumbuk sampai halus dan ditambahkan Methanol ke dalamnya. Kemudian ditotol pada KLT dan dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi larutan asam asetat.
a. Bunga Kembang Sepatu + Methanol
Pada analisa ini sampel yang digunakan Bunga Kembang Sepatu yang ditambahkan methanol menghasilkan warna… . Setelah dibiarkan dalam chamber yang berisi asam asetat tampak tanda warna yang merambat menuju garis batas. Setelah itu dihitung kadar dengan menggunakan rumus Rf dan hasilnya 0,5.
= 0,5

b. Bunga Mawar ditambah Methanol
Pada sampel kedua ini juga di lakukan hal yang sama dengan sampel pertama, sampel bunga mawar yang di tambahkan sedikit methanol dan juga ditambahkan larutan butanol sebanyak 4 mL. Kemudian untuk melihat berapa kadar senyawa yang terdapat pada sampel dilakukan dengan cara menggunakan KLT (kromatografi lapis tipis), setelah KLT dimasukkan ke dalam sampel dan dibiarkan pelarut sampai pada garis atas lalu di keluarkan kertas tersebut dan di hitung Rf nya sebagai berikut :
Rf (Bunga Mawar)   = 0,36






                                                                                                                            

No comments:

Post a Comment